Perlu Cetak Biru bagi Internet Generasi Baru

Nov 20, 2008
KEHIDUPAN dunia sekarang ini sangat bergantung pada jaringan-jaringan data yang tersebar secara terpadu maupun secara terpisah, memungkinkan siapa saja terkoneksi secara suara dan data. Industri telekomunikasi informasi sekarang terus-menerus menghasilkan gelombang baru produk dan jasa telekomunikasi yang dirancang untuk memudahkan memperluas kehidupan manusia, setidaknya itu yang mereka katakan, dan secara bersamaan adalah merebut pangsa pasar yang memang terus-menerus menuntut tersedianya produk-produk baru.

TEKNOLOGI internet yang kita kenal sekarang ini bukannya tidak ada permasalahan. Salah satunya adalah tersumbatnya jaringan menjadi
bottleneck dalam sistem jaringan yang sekarang ada. Terlalu banyak pengguna koneksi dial-up, dan menjadi tidak mungkin dilakukan streaming aplikasi multimedia. Selain itu, alamat-alamat interenet yang disebut IP address (Internet Protocol) juga semakin menipis, sehingga perlu perluasan yang masif untuk menopang stabilitas sistem jaringan data dan telekomunikasi yang sekarang terkonverjensi satu sama lain.

Kemampuan teknologi baru yang disebut sebagai Internet2 dan diperkenalkan oleh Wakil Presiden AS Albert Gore pada tahun 1998, merupakan tahap pertama eksperimen untuk menghasilkan internet generasi berikutnya. Di AS, proyek eksperiman ini merupakan sebuah kerja sama antara pemerintah dan lingkungan perguruan tinggi, namun ada juga perusahaan swasta yang ikut terlibat seperti Cisco, Nortel, dan Lucent.

Teknologi protokol yang digunakan internet sekarang adalah IPV4 (Internet Protovol Version4) yang sudah berusia 20 tahun lebih. Dan seperti layaknya proses alamiah yang terjadi di sekitar kita, IPV4 yang digunakan sudah lamasa sekali ini sudah menunjukkan usia lanjutnya, khususnya kinerja di dalam jaringannya sendiri maupun untuk menopang kondisi penggunaan internet sekarang dan di masa datang.

Sejak tahun 1996, Internet2 telah menyediakan berbaqgai akses kecepatan yang sangat tinggi bagi perguruan tinggi di AS. Tujuan Internet2 adalah menggelar teknologi dan aplikasi jaringan yang lebih maju, mempercepat terciptanya jaringan internet untuk masa depan.

Sekarang ini, Internet2 masih belum tersedia untuk umum. Karena tujuan utama Internet2 adalah untuk menciptakan kemampuan jaringan unggulan bagi riset dan pengembangan, melakukan percobaan-percobaan atas produk router dan serat optik yang baru, dan menciptakan jasa jaringan dan aplikasi yang baru bagi standar internet.

Protokol baru

Internet2 suatu hari di masa depan akan menjadi sebuah pilihan untuk ke luar dari sumbatan-sumbatan yang diakibatkan oleh teknologi itu sendiri. Bahkan sekarang ini sudah ada berbagai pembicaraan yang mengacu pada pengembangan Internet3 dengan kecepatan prosesor yang lebih tinggi dibanding yang sekarang disediakan oleh Internet2.

Salah satu upaya dalam pengembangan Internet2 adalah memperkenalkan Internet Protocol Version 6 (IPV6), dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sekarang dihadapi jaringan internet, khususnya IPV4. Teknologi IPV6 juga menambah beberapa perluasan penting, seperti automatic routing dan rekonfigurasi jaringan.

Protokol baru ini memang akan menggantikan IPV4, namun bersamaan dengan itu keduanya akan berdampingan selama beberapa tahun sampai transisi ke protokol baru selesai. Bahkan, kecanggihan IPV6 adalah kemampuannya untuk menjalankan sebuah mekanisme transisi yang menyediakan interoperability secara langsung antara IPV4 dan IPV6. Transisi ke IPV6 sepenuhnya diperkirakan akan memakan waktu selama satu dekade.

Di masa depan, penggunaan jaringan internet akan melibat kelompok manusia dalam jumlah yang sangat besar. Dan ini berlum termasuk proyek-proyek yang merupakan konverjensi telekomunikasi, hiburan digital, perangkat perumahan, industri komputer sendiri, dan lainnya.

Yang membedakan IPV4 dan IPV6 jelas adalah ukuran alamt yang berbeda. Teknologi IPV akan menggunakan alamat dengan panjang 16 bytes, menyebabkan pasokan alamat-alamat protokol yang tidak terbatas. Namun, yang paling penting dari kehadiran IPV6 ini adalah perbaikan di bidang keamanan, di mana privasi dan keaman merupakan fitur penting di jaringan internet yang mengkhawatirkan semua penggunanya.

Perlu cetak biru

Sistem jaringan data dan suara di Indonesia sendiri mungkin tidak banyak ketinggalan jauh dibanding dengan negara-negara maju lainnya. Konverjensi jaringan data dengan telekomunikasi sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak terhindari, dengan semakin banyaknya operator telekom mulai menyadari pentingnya konverjensi itu sendiri.

Masalahnya, karena berbagai peraturan yang tumpang tindih, disertai kebijakan teknologi komunikasi informasi yang tidak digagas berdasarkan sebuah cetak biru yang jelas, seringkali membingungkan semua pihak termasuk pemerintahnya sendiri. Yang terjadi adalah perkembangan sistem jaringan yang tidak terkendali sama sekali baik itu di sisi operator telekom maupun penyedia jasa akses jaringan digital seperti ISP (Internet Service Provider).

Kondisi sistem jaringan di Indonesia sekarang ini mungkin bisa disamakan dengan kondisi di jalanan yang memang tidak beraturan, baik di jalan bebas hambatan maupun di jalan-jalan dalam kota. Kesemerawutan jaringan jalan raya seperti kendaraan roda dua yang mengambil jalur berlawanan arah atau berjalan di pelan di sebelah kanan di jalan tol, juga tercermin dalam sistem jaringan data dan telekomunikasi yang kita gunakan sekarang.

Dalam dunia jaringan digital kita bisa melihat sebuah bisnis dengan ijin ISP menawarkan akses satelit yang seharusnya disediakan oleh mereka yang memiliki akses NAP (Network Access Provider). Perusahaan besar yang seharusnya bergerak dalam jasa jaringan di lapisan pertama, dengan seenaknya dan sekenanya masuk ke lapisan di bawahnya atau sebaliknya.

Akibatnya, kalau kita memperhatikan ke seluruh mata memandang, banyak sekali antena bertebaran baik itu milik operator telekomunikasi maupun para penyedia jasa jaringan. Karena semua orang berlomba untuk menyerbu pelanggan di mana saja, tidak lagi memperhatikan ijin prinsip penyediaan jaringan yang dimiliki.

Dan pada suatu titik, kondisi chaos akibat kekacauan sistem jaringan akan merugikan semua pihak kalau memang tidak mulai dibenahi dari awal. Yang mengkhawatirkan adalah sistem jaringan data dan telekomunikasi yang kacau balau ini akan memicu rontoknya berbagai bisnis jaringan, yang dengan sendirinya juga akan berdampak pada pengguna semua jaringan.

Pemerintahan baru sekarang seharusnya lebih pro-aktif untuk ikut memikirkan masalah ini, memasuki tahapan penggunaan akses jaringan internet dan suara generasi baru. Di mana-mana, pemerintah memegang peranan untuk mengatur keseluruhan persoalan jaringan data akses ini bagi kepentingan orang banyak. (rlp)

0 comments:

Post a Comment